Minggu, 22 Juli 2012

D'Masiv / Natural


Ku suka kamu apa adanya
Senatural mungkin aku lebih suka
Ku suka kamu begini saja
Bukan karena ada apa-apanya dari yang kau punya
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Aku hidup di dunia
Ingin tenang baik-baik saja
Bersamamu aku bisa melewati itu
Bukan aku yang mencarimu
Bukan kamu yang mencari aku
Cinta yang mempertemukan
Dua hati yang berbeda ini
Ku suka kamu apa adanya
Senatural mungkin aku lebih suka
Ku suka kamu begini saja
Bukan karena ada apa-apanya dari yang kau punya
Aku hidup di dunia
Ingin tenang baik-baik saja
Bersamamu aku bisa melewati itu, melewati itu
Bukan aku yang mencarimu
Bukan kamu yang mencari aku
Cinta yang mempertemukan
Dua hati yang berbeda ini
Cinta yang mempertemukan
Dua hati yang berbeda ini
Bukan aku yang mencarimu
Bukan kamu yang mencari aku
Cinta yang mempertemukan
Dua hati yang berbeda ini
Dua hati yang berbeda ini
sumber : http://liriklaguindonesia.net/dmasiv-natural.htm

Bersiap Menghadapi Kehilangan..!!!!

Seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur.

Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.

Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang- barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan. Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya.

“Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok- penyok,” gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank. “Sebaiknya koin ini Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.

Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan toples. Setelah ia membeli lembaran kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang. Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal.

Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu. Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.
Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar.

Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak,mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur. Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, “Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?

Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.


Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Semoga kita termasuk orang yang bijak menghadapi kehilangan dan sadar bahwa sukses hanyalah TITIPAN Tuhan. Benar kata orang bijak, manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup. Bila kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

Ada kalimat yang saya suka sekali dalam menempatkan diri dalam kehidupan:

” Kemenangan Hidup bukan berhasil mendapat banyak, tetapi ada pada kemampuan menikmati apa yang didapat tanpa menguasai."

”HIDUPLAH SEPERTI ANAK-ANAK YANG DAPAT MENIKMATI TANPA HARUS MENGUASAI” 
sumber : http://www.facebook.com/notes/denny-reynold-hutajulu/bersiap-menghadapi-kehilangan/10150174914627847

Perbedaan Suka, Sayang dan Cinta....!!!!!

Perbedaan antara

suka,,sayang,,dan cinta !

Suka adalah saat kamu ingin

memiliki seseorang. . .

Sayang adalah saat kamu

ingin membahagiakan orang

itu. . .

Dan cinta adalah saat kamu

akan berkorban untuk orang

itu . . .

Saat kamu bersedih dan

menangis maka seseorang

yg “menyukaimu” akan

berkata ’sudahlah jgn

menangis lg’

tp seseorang yg

‘ menyayangi’...
sumber: http://www.facebook.com/denny.reynold/notes

Jumat, 11 Mei 2012

kasih tak sampai

awalnya bertemu dengan dia saat waktu ada workshop khusus tingkat akhir, dengan tidak sengaja saya melihat dia dengan penuh penasaran *ingin berkenalan* hahaha. mungkin ini yang nama nya cinta pada pandangan pertama, setelah saya cari tahu ternyata dia masih 1 kelas sama temen saya waktu kelas satu. di situlah saya memberanikan diri untuk minta nomer dia kepada temen saya. dan diapun memberi nomernya kepada saya, lalu kita coba berkenalan satu sama lain. tapi semenjak kita dapet tugas akhir dari dosen sikap dia jadi berubah 180 derajat kepada saya, dan mulai susah di hubungi lagi,*hah nasib*  bahkan setelah saya kenal dia, saya merasa beda dalam diri saya yakni jadi semangat belajar,* ya walaupun cuma liat dia doang* tapi semuanya telah berubah menjadi kelabu. bahkan dia sekarang sudah sudah sudah beda pada waktu pertamakali berkenalan. dari situlah saya sadar akan kekurangan yang saya punya. dan akhirnya *bicara dalam hati* SAAYA PASTI BISA LUPAKAN DIA.

Sabtu, 10 Maret 2012

tugas 1 softskil [ bank dan perbankan ]

  A.Pengertian Dan Klasifikasi bank

        Bank adalah sebuah lembaga perantara keuangan yang memiliki wewenang dan fungsi untuk menghimpun dana masyarakat umum untuk disalurkan.
Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dari definisi bank di atas dapat ditarik kesimpulan, yaitu bank merupakan suatu lembaga dimana kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, seperti tabungan, deposito, maupun giro, dan menyalurkan dana simpanan tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan, baik dalam bentuk kredit maupun bentuk-bentuk lainnya.
“Bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary)”
Maksudnya adalah bank menjadi perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang membutuhkan dana (defisit unit).
“Bank memiliki fungsi sebagai “Agen Pembangunan” (Agent of Development)”
Sebagai badan usaha, bank tidaklah semata-mata mengejar keuntungan (profit oriented), tetapi bank turut bertanggung jawab dalam pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam hal ini bank juga memiliki tanggung jawab sosial.

*Klasifikasi bank
>> Klasifikasi bank berdasarkan fungsi atau status operasi <> Klasifikasi bank berdasarkan kepemilikan <> Klasifikasi bank berdasarkan segi penyediaan jasa <<
Bank Devisa
Bank devisa (foreign exchange bank) adalah bank yang dalam kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi dalam valuta asing, baik dalam hal penghimpunan dan penyaluran dana, serta dalam pemberian jasa-jasa keuangan. Dengan demikian, bank devisa dapat melayani secara langsung transaksi-transaksi dalam skala internasional.
Bank Non Devisa
Bank umum yang masih berstatus non devisa hanya dapat melayani transaki-transaksi di dalam negeri (domestik). Bank umum non devisa dapat meningkatkan statusnya menjadi bank devisa setelah memenuhi ketentuan-ketentuan antara lain: volume usaha minimal mencapai jumlah tertentu, tingkat kesehatan, dan kemampuannya dalam memobilisasi dana, serta memiliki tenaga kerja yang berpengalaman dalam valuta asing.

  B.Sifat Industri Perbankan

  
1.    Sebagai salah satu sub-sistem industri jasa keuangan.
Bank bisa disebut juga sebagai jantung jasa keuangan. Disebut sebagai jantung, karena bank sebagai motor penggerak roda perekonomian suatu negara, salah satu leading indicator kestabilan tingkat perekonomian suatu negara . Jika perekonomian suatu negara. Jika perbankan mengalami suatu masalah keterpurukan, hal ini adalah indikator perekonomian negara yang sedang sakit.
2.    Industri perbankan adalah industri yang sangat bertumpu kepada kepercayaan masyarakat (fiduciary financial institution). Kepercayaan masyarakat (fiduciary financial institution) adalah segala-galanya bagi bank. Begitu masyarakat tidak percaya pada bank, bank akan menghadapi “rush” dan akhirnya koleps. Di AS pada abad 19-20, setiap 20 tahun sekali terjadi krisis perbankan sebagai akibat krisis kepercayaan ( Lash, 1987 : 8 ).
Sementara, akar masalah perbankan di Indonesia sebenarnya bisa ditelusuri dari kebijakan umum tentang perbankan. Arah kebijakan tersebut adalah liberalisasi yang monumental yaitu liberalisasi perbankan 1 Juni 1983 dan Paket Oktober (Pakto)1988.
bisnis perbankan adalah bisnis yang secara langsung bersentuhan dengan uang. Jadi tidak heran hal itu akan memancing tindakan kejahatan dari berbagai pihak untuk menyelewengkan uang bank demi kepentingan pribadi (moral hazard). Maka sangat beralasan jika pengawasan BI harus kuat dalam menghadapi bankir nakal yang memanfaatkan loopholes atas sejumlah peraturan yang ada (PBI).
Dari beberapa sifat tersebut, bank merupakan perantara antara mereka yang kelebihan dana dan disimpan (deposan) dan mereka yang membutuhkan dana (debitur), ladi hakikatnya bank tidak mengelola modal atau uangnya sendiri. Karena itu dalam industri perbankan berlaku ketentuan universal yang mengacu pada standard Bank for International Settlement (BIS) yaitu rasio kecukupan modal sendiri terhadap total modal atau lazim dikenal dengan aipital adequacy ratio (CAR) minimum 8 %, yang kemudian secara bertahap wajib ditingkatkan menjadi 10% dan 12%. Ini sebagai pengalaman pahit bagi BI agar penelusuran akar masalah Bank Century khususnya, dan bank-bank lain yang sedang atau akan terjadi serta bagaimana langkah seharusnya yang ditempuh tetap penting dilakukan secara prudent supaya kejadian serupa tidak terulang kembali.

  C.Fungsi dan Peranan Bank Secara Umum
   
1. Penghimpun dana Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga sumber, yaitu:
  1. Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu pendirian.
  2. Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito dan tabanas.
  3. Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana yang berupa Kredit Likuiditas dan Call Money (dana yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang meminjam)
  1. Penyalur/pemberi Kredit Bank dalam kegiatannya tidak hanya menyimpan dana yang diperoleh, akan tetapi untuk pemanfaatannya bank menyalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang memerlukan dana segar untuk usaha. Tentunya dalam pelaksanaan fungsi ini diharapkan bank akan mendapatkan sumber pendapatan berupa bagi hasil atau dalam bentuk pengenaan bunga kredit. Pemberian kredit akan menimbulkan resiko, oleh sebab itu pemberiannya harus benar-benar teliti dan memenuhi persyaratan. Mungkin Anda pernah mendengar beberapa bank dilikuidasi atau dibekukan usahanya, salah satu penyebabnya adalah karena banyak kredit yang bermasalah atau macet.
  2. Penyalur dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga, penyertaan, pemilikan harta tetap.
  3. Pelayan Jasa Bank dalam mengemban tugas sebagai “pelayan lalu-lintas pembayaran uang” melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain pengiriman uang, inkaso, cek wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya.
Adapun secara spesifik bank bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of develovment dan agen of services.
1. Agent Of Trust
Yaitu lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar utama kegiatan perbankkan adalah kepercayaan ( trust ), baik dalam penghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menyimpan dana dananya di bank apabila dilandasi kepercayaan. Dalam fungsi ini akan di bangun kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana maupun dari pihak bank dan  kepercayaan ini akan terus berlanjut kepada pihak debitor. Kepercayaan ini penting dibangun karena dalam keadaan ini semua pihak ingin merasa diuntungkan untuk baik dari segi penyimpangan dana, penampung dana maupun penerima penyaluran dana tersebut.
2. Agent Of Development
Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Kegiatan bank berupa penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi , distribusi dan konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.
3. Agent Of Services
Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Disamping melakukan kegiatan penghimpun dan penyalur dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakan. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.
Peran Bank
Dalam menjalankan kegiatannya bank mempunyai peran penting dalam sistem keuangan, yaitu :

1. Pengalihan Aset (asset transmutation)
Yaitu pengalihan dana atau aset dari unit surplus ke unit devisit. Dimana sumber dana yang diberikan pada pihak peminjam berasal pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal ini bank berperan sebagai pangalih aset yang likuid dari unit surplus (lender) kepada unit defisit (borrower).
2. Transaksi (transaction)
Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi. Dalam ekonomi modern, trnsaksi barang dan jasa tidak pernah terlepas dari transaksi keuangan. Untuk itu produk-produk yang dikeluarkan oleh bank (giro, tabungan, depsito, saham dan sebagainya)merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
3. Likuiditas (liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk berupa giro, tabungan, deposito, dan sebagainya. Produk-produk tersebut masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-beda. Untuk kepentingn likuiditas para pemilik dana dapat menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. Dengan demikian bank memberikan fasilitas pengelolaan likuiditas kepada pihak yang mengalami surplus likuiditas dan menyalurkannya kepada pihak yang mengalami kekurangan likuiditas.
4. Efisiensi (efficiency)
Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah produknya. Disini bank hanya memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simetris (asymmetric information) antara peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif. Peran bank menjadi penting untuk memecahkan masalah insentif tersebut. Untuk itu jelas peran bank dalam hal ini yaitu menjembatani dua pihak yang saling berkepentingan untuk menyamakan informasi yang tidak sempurna, sehingga terjadi efisiensi biaya ekonomi.
 D. Peranan Bank Indonesia Dalam Perbankan 

Tujuan BI adalah mencapai dan memelihara suatu kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut BI mempunyai 3 tugas utama, yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank. Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter tersebut, BI berwenang menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan cara memperhatikan sasaran laju inflasi yang ditetapkan.
Perlu dikemukakan bahwa tugas pokok Bank Indonesia (BI) berubah sejak diterapkannya undang-undang tersebut, yaitu dari multiple objective (mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan memelihara kestabilan nilai uang rupiah) menjadi single objective (mencapai dan memelihara kestabilan nilai uang rupiah). Dengan demikian tingkat keberhasilan BI akan lebih mudah diukur dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

E. Deregulasi Perbankan Indonesia

Deregulasi perbankan adalah keadaan dimana terjadinya perubahan peraturan dalam perbankan, khususnya di Indonesia. Hal ini terjadi karena belum tangguhnya keadaan perbankan Indonesia, disebabkan perbankan Indonesia adalah warisan dari negara penjajah di Indonesia sehingga tidak memiliki kemampuan untuk mengelola perbankan dengan baik dan Indonesia memang tidak didasari untuk belajar dari negara-negara lain yang sudah lebih lama mengatur soal bank.
Deregulasi ini dimaksudkan dengan tujuan membuat suasana perbankan di Indonesia lebih stabil. Maka dibuatlah kebijakan – kebijakan yang mengatur tentang perbankan Indonesia. Mulai dari 1 juni tahun 1983 yang memberikan keleluasaan kepada bank-bank untuk menentukan suku bunga deposito. Dilanjutkan dengan  Paket Kebijakan 27 Oktober 1988 (Pakto 88) hanya dengan modal Rp 10 milyar maka seorang pengusaha bisa membuka bank baru sehingga pada masa itu meledaklah jumlah bank di Indonesia. Lalu  Paket Februari 1991 (Paktri) yang berupaya mengatur pembatasan dan pemberatan persyaratan perbankan dengan mengharuskan dipenuhinya persyaratan permodalan minimal 8 persen dari kekayaan sehingga diharapkan peningkatan kualitas perbankan Indonesia. UU Perbankan baru No 7 menggarisbawahi soal peniadaan pemisahan perbankan berdasarkan kepemilikan. Hingga Pakmei pemerintah berharap mengucurkan kredit, sehingga dunia usaha tidak lesu lagi dan industri otomotif bisa bergairah kembali, dan terakhir dikeluarkannya PP No 68 tahun 1996, PP ini sangat menguntungkan para nasabah karena nasabah bank akan tahu persis rapor banknya.
DEREGULASI perbankan sudah digulirkan sejak 14 tahun lalu. Kesan bongkar pasang itu tak terhindarkan. Bahkan, dari dampak yang kini terasa yaitu goyahnya sejumlah bank swasta, sangat terasa bahwa aturan-aturan perbankan Indonesia memang tak didasari pengalaman negara-negara lain yang sudah lebih lama mengatur soal-soal bank.
Deregulasi perbankan yang dikeluarkan pada 1 Juni 1983 mencatat beberapa hal. Di antaranya: memberikan keleluasaan kepada bank-bank untuk menentukan suku bunga deposito. Kemudian dihapusnya campur tangan Bank Indonesia terhadap penyaluran kredit. Deregulasi ini juga yang pertama memperkenalkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SPBU). Aturan ini dimaksudkan untuk merangsang minat berusaha di bidang perbankan Indonesia di masa mendatang.
Lima tahun kemudian ada Paket Kebijakan 27 Oktober 1988 (Pakto 88) yang terkenal itu. Pakto 88 boleh dibilang adalah aturan paling liberal sepanjang sejarah Republik Indonesia di bidang perbankan. Contohnya, hanya dengan modal Rp 10 milyar maka seorang pengusaha bisa membuka bank baru. Dan kepada bank-bank asing lama dan yang baru masuk pun diijinkan membuka cabangnya di enam kota. Bahkan bentuk patungan antar bank asing dengan bank swasta nasional diijinkan. Dengan demikian, secara terang-terangan monopoli dana BUMN oleh bank-bank milik negara dihapuskan.
Bahkan, beberapa bank kemudian menjadi bank devisa karena persyaratan untuk mendapat predikat itu dilonggarkan. Dengan berbagai kemudahan Pakto 88, meledaklah jumlah bank di Indonesia.
Banyaknya jumlah bank membuat kompetisi pencarian tenaga kerja, mobilisasi dana deposito dan tabungan jugase makin sengit. Ujung-ujungnya, karena bank terus dipacu untuk mencari untung, sisi keamanan penyaluran dana terabaikan, dan akhirnya kredit macet menggunung. Kondisi ini kemudian memunculkan Paket Februari 1991(Paktri) yang mendorong dimulainya proses globalisasi perbankan.
Salah satu tugasnya adalah berupaya mengatur pembatasan dan pemberatan persyaratan perbankan dengan mengharuskan dipenuhinya persyaratan permodalan minimal 8 persen dari kekayaan. Yang diharapkan dalam paket itu adalah akan adanya peningkatan kualitas perbankan Indonesia. Dengan mewajibkan bank-bank memenuhi aturan penilaian kesehatan bank yang mempergunakan formula kriteria tertentu, tampaknya paket itu tidak bisa menghindari kesan sebagai produk aturan yang diwarnai trauma atas terjadinya kasus kolapsnya Bank Perbankan Asia, Bank Duta, dan Bank Umum Majapahit.
Setelah itu, lahir UU Perbankan baru bernomor 7 tahun 1992 yang disahkan oleh Presiden Soeharto pada 25 Maret 1992. Undang Undang itu merupakan penyempurnaan UU Nomor 14 tahun 1967. Intinya, UU itu menggarisbawahi soal peniadaan pemisahan perbankan berdasarkan kepemilikan. Kalau UU yang lama secara tegas menjelaskan soal pemilikan bank/pemerintah, pemerintah daerah, swasta nasional, dan asing. Mengenai perizinan, pada UU lama persyaratan mendirikan bank baru ditekankan pada permodalan dan pemilikan. Pada UU yang baru, persyaratannya meliputi berbagai unsur seperti susunan organisasi, permodalan, kepemilikan, keahlian di bidang perbankan, kelayakan kerja, dan hal-hal lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan pertimbangan Bank Indonesia.
Untuk mengurangi sebagian kendala yang dihadapi perbankan dalam melakukan ekspansi kredit dan koreksi terhadap Paktri yang begitu mengekang bank, pemerintah mengeluarkan Paket 29 Mei 1993 (Pakmei). Dengan Pakmei itu, pemerintah berharap mengucurkan kredit, sehingga dunia usaha tidak lesu lagi dan industri otomotif bisa bergairah kembali. Disebutkan dalam Pakmei ini pencapaian CAR (capital adiquacy ratio)– atau perimbangan antara modal sendiri dan aset — sesuai dengan ketentuan adalah 8 persen. Kemudian penyempurnaan lain pada paket itu adalah ketentuan loan to deposit ratio (LDR).
Aturan yang terakhir diluncurkan adalah Peraturan Pemerintah (PP) No. 68 tahun 1996 yang ditanda tangani Presiden RI pada 3 Desember 1996. Belajar dari pengalaman Bank Summa, PP ini sangat menguntungkan para nasabah karena nasabah bank akan tahu persis rapor banknya. Dengan begitu, mereka bisa ancang-ancang jika suatu saat banknya sedang goyah atau bahkan nyaris pailit. 



Referensi:

 




 

 
 

Sabtu, 21 Januari 2012

dfd sistem penjualan tunai [genap]

BAB I PENDAHULUAN
Derasnya arus globalisasi menyebabkan pengaruh lingkungan usaha di tempat
perusahaan beroperasi menjadi semakin luas dan kompleks, segala jenis perubahan yang
berkembang di Indonesia akan lebih menghadapi banyak tantangan dari perusahaan
sejenis yang bermunculan baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Hal ini mengakibatkan persaingan yang semakin ketat dan tajam. Untuk menjadi unggul
dalam persaingan, perusahaan harus memiliki manajemen yang baik sehinggatujuan
utama perusahaan tercapai yaitu mencapai laba yang maksimal secara efektif, efisien dan
ekonomis.
Seiring perkembangan teknologi saat ini, penggunaan komputer dalam sistem
informasi akuntansi merupakan keharusan untuk memperlancar aktivitas-aktivitas dalam
perusahaan agar pelaksanaan dapat lebih cepat, akurat dan efisien. Walaupun komputer
memerlukan investasi yang lebih besar daripada manusia, namun kecepatan prosesnya
memungkinkan untuk dapat menekan biaya yang timbul.
Penulis mengambil obyek penelititan pada PD Jaya Abadi ini karena
penjualan di perusahaan tersebut dalam beberapa tahun ini mengalami peningkatan,
Terbukti dalam beberapa tahun belakangan PD. Jaya Abadi bekerja sama dengan penerbit buku terkenal seperti Erlangga, Yudisthira, dan WidyaUtama untuk mencetak buku pelajaran sekolah dan bekerja sama dengan Toko Buku GRAMEDIA dan Toko Buku Gunung Agung.
Dalam operasinya, PT. JAYA ABADI melakukan penjualan secara tunai
dan kredit. Penulis kali ini mengambil penjualan tunai dalam penulisannya, karena
berhubungan langsung dengan kas. Kas yang merupakan roda penggerak dalam
menjalankan aktivitas perusahaan memiliki sifat likuid. Karena sifatnya yang likuid,
dalam kegiatan kas sering terjadi kecurangan dan penyelewengan oleh pihak-pihak intern
perusahaan. Maka perlu juga diperhatikan sistem pengendalian internal dalam perusahaan
tersebut.
Pengendalian internal yang memadai di perlukan untuk mengkoordinasi dan
mengawasi jalannya aktivitas perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
terjadinya hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian perusahaan seperti penyelewengan,
kecurangan, pemborosan, dan pencurian baik dari pihak dalam maupun pihak luar
perusahaan dalam menilai perusahaan serta untuk mengevaluasi dan mengambil tindakan
perbaikan dalam mengantisipasi kelemahan perusahaan.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mengambil
judul ANALISIS SIA DALAM PENJUALAN TUNAI INTERNAL PADA PT JAYA ABADI
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis
merumuskan masalahnya sebagai berikut :
1.  Apakah  ada kelemahan dan kebaikan dalam sistem informasi akuntansi yang
dipakai perusahaan ini?
2.  Apakah sudah memadai pengendalian internal terhadap sistem inforrmasi
akuntansi yang di pakai oleh perusahaan ?
Dalam penulisan ini, penulis hanya membatasi pada sistem informasi akuntansi
penjualan tunai pada PT. Jaya Abadi. Berdasarkan perumusan masalah yang
telah penulis uraikan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.  Untuk mengetahui apakah ada kelemahan dan kebaikan dalam sistem informasi
yang dipakai perusahaan ini.
2.  Untuk mengetahui apakah sudah memadai pengendalian internal terhadap sistem
informasi akuntansi yang di pakai oleh perusahaan.
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : Bagi Penulis dengan
melakukan penelitian ini penulis dapat menambah  wawasan dan pengetahuan terapan
disamping pengetahuan teoritis yang telah diperoleh  mengenai sistem akuntansi
penjualan dan penerimaan kas. Bagi Perusahaan dengan melakukan penelitian ini
perusahaan menyadari alternatif  pemecahan masalah yang terjadi dalam kegiatan
perusahaan. Bagi Pembaca dengan melakukan penelitian ini Sebagai salah satu bahan referensi ntuk penelitian-penelitian selanjutnya.
LANDASAN TEORI
Menurut Chusing dan Romney (2001), informasi dapat diartikan sebagai
pemrosesan hasil yang terorganisasi, berarti dan berguna bagi yang menerimanya.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2001), bahwa sistem informasi akuntansi adalah
kumpulan sumberdaya yang dirancang untuk mentranformasikan data menjadi informasi- informasi ini dikomunikasikan ke beragam pemakai.  Definisi lain yang diberikan oleh Moscove (1981), yang dikutip oleh Baridwan (2003), bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa, dan mengkomunikasikan informasi financial dan pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak di luar perusahaan (seperti kantor pajak, investor,dan kreditor) dan pihak internal (terutama manajemen).
Definisi pengendalian internal menurut IAI (2000), pengendalian internal adalah
suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan berikut :
a.  Keandalan pelaporan keuangan.
b.  Efektivitas dan efisiensi operasi.
c.  Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Di Indonesia, bagi institusi pemerintah ataupun swasta adalah keharusan penyelenggaraan internal control berbasis framework COSO (internal control COSO)
tertuang dalam pasal 22 Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002
tentang penerapan good governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa manajemen BUMN harus memelihara internal
control bagi perusahaan yang meliputi:
a.  Lingkungan Pengendalian
b.  Penilaian Risiko
c.  Prosedur Pengendalian
d.  Informasi dan Komunikasi
e.  Monitoring
Berikut ini disajikan penelitian-penelitian terdahulu yang meneliti sama dengan
yang penulis lakukan.
Tri Pudjadi, Harto Tom Junior. Dalam penulisannya tujuan penelitiannya adalah
melakukan analisa terhadap proses bisnis penjualan dan penerimaan kas perusahaan Xtrans Travel yaitu perusahaan jasa angkutan antar kota yang berkantor pusat di Jakarta dan mempunyai beberapa kantor cabang take and drop di tiap kota Bandung dan Jakarta.
Masalah yang dihadapi perusahaan saat ini ialah laporan penjualan dan kas yang
terlambat, karena harus menunggu data dari cabang yang terkumpul sebelum membuat laporan tersebut. Hal ini disebabkan karena prosedur pemesanan sampai pembuatan laporan yang masih manual; Rekomendasi penelitian adalah membuat analisa dan perancangan sistem informasi akuntansi dengan pendekatan object oriented dan dengan sistem pengendalian internal yang memungkinkan kontrol berdasarkan otorisasi antara bagian dalam perusahaan. Hasilnya dibuatkan prototip sistem di mana pemesanan dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun oleh penumpang dengan menggunakan web dan mencetak bukti pesanan sendiri.
Noerlina N; Ratna L.S.S,. Dalam penulisannya, berisi tentang perancangan
sebuah sistem yang baik harus memperhatikan masalah penerapan sistem pengendalian internal. Sistem pengendalian internal pada PT SAAG Utama memiliki beberapa kelemahan, yaitu sistem pencatatan transaksi penjualan dan piutang dagang yang dijalankan masih kurang efisien. Dengan adanya sistem informasi akuntansi penjualan dan piutang dagang yang dirancang dengan mempertimbangkan pengendalian intern yang
baik, dapat membantu manajemen mengendalikan transaksi piutang usaha melalui
perbaikan struktur informasi pada laporan, penerapan manajemen kredit yang disertai
pengawasan teratur, dan membantu karyawan PT SAAG Utama melaksanakan
pekerjaannnya dengan efisien dan efektif.
Anggara Hayun A. Artikel membahas cara merancang model sistem informasi
produksi, distribusi, dan penjualan dengan mengambil kasus pada PT. X. perancangan
model informasi produksi, distribusi, dan penjualan merupakan kebutuhan, terutama bagi
para pengambil keputusan di perusahaan. Dengan adanya sistem   informasi
produksi, distribusi, dan penjualan dapat memudahkan perusahaan dalam mengendalikan
dan memantau kegiatan tersebut menjadi lebih optimal, efisien, dan efektif. Perancangan
model sistem informasi produksi, distribusi,dan penjualan ini merupakan pengembangan
dari metode operasional research.

METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah PD JAYA ABADI. PD. JAYA ABADI adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, dagang dan jasa. Perusahaan ini memproduksi undangan pernikahan atau khitanan, buku, seperti buku pelajaran sekolah, buku yasin dan beraneka ragam majalah, menjual Alat Tulis Kantor atupun alat cettak offset dan menerima Jasa Setting dan Desain Grafis
.
Jenis data yang dipergunakan oleh penulis adalah data primer. Karena penulis langsung ke tempat dimana data itu berada atau ke perusahaan yang di jadikan objek penelitian dengan cara observasi dan wawancara(karena objek yang diteliti adalah perusahaan di mana tempat ayah penulis bekerja).
Penulis menggunakan metode Pengumpulan Data Langsung. Pengumpulan data langsung yang digunakan dalam penelitian dengan melekukan Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu melaksanakan kunjungan ke perusahaan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, dengan observasi secara langsung kegiatan yang berhubungan dengan sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal pada perusahaan. Data di peroleh secara langsung dari PT JAYA ABADI dengan teknik-teknik sebagai berikut :
1.  Wawancara (interview).
2.  Observasi .
Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisa sistem informasi akuntansi penjualan, metode pendekatan yang digunakan adalah siklus pengembangan sistem informasi akuntansi, yang merupakan modifikasi dari sistem yang sudah ada dan telah disesuaikan dengan kebutuhan akan sistem informasi akuntansi untuk meningkatkan pengendalian internal.
Tahap-tahap yang dilaksanakan dalam penelitian ini. Tahapan tersebut di mulai dengan deskripsi sistem, identifikasi kelemahan, dan implementasi sistem,. Tahapannya adalah sebagai berikut :
1.  Deskripsi Sistem
2.  Identifikasi Kelemahan
3.  Implementasi Sistem
BAB II. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Adapun bagan alur (flowchart) dan DFD dari sistem akuntansi penjualan tunai
pada PT JAYA ABADI adalah sebagai berikut :
A. Flowchart
B. DFD (Data Flow Diagram)
Gambar 4.3 DFD PT. JAYA ABADI
a. Diagram Konteks.
Keterangan
Pelaksana
1  a. Menerima order dari customer  Counter Sales
b. Membuat surat pesanan (rangkap 6) dengan komputer (Kasir)
c. Menandatangani surat pesanan rangkap 6
d. Memberikan surat pesanan ke 1 ke costumer dan menyerahkan
SP rangkap 5 ke bagian sales supervisor
2  a. Menerima surat pesanan (rangkap 5) dari sales counter Sales
b. Apabila disetujui Surat Pesanan di tandatangani  Supervisor
c. Menyerahkan Surat Pesanan ke Sales Manager
3  a. Menerima kembali Surat Pesanan sales Manager
b. Apabila sudah di paraf Surat Pesanan di serahkan ke Administrasi Marketing Administration
4  a. Menerima Copy Shiping list dari bagian gudang
b. Menerima Surat Pesanan (rangkap 5) dari Sales Manager  Marketing setelah Dilakukan checking dan paraf, lalu menyerahkan Lembar surat pesanan ke 2 ke bagian gudang.
c. Berdasarkan Shipping List tersebut, menentukan jenis kertas dan desain cover buku untuk setiap Surat Pesanan yang di terima, dan memberi paraf pada surat Pesanan.
d. Membuat order pembuatan buku rangkap 2 dan menandatanganinya, setelah itu order buku ke 1 di simpan sebagai arsip dan lembar yang 1 lagi dikirim ke finance control
e.  Menyerahkan surat pesanan rangkap 5 ke bagian finance controler
5  a. Menerima surat pesanan (rangkap 4) dari bagian administrasi Finance        marketing beserta lembar order pembuatan buku ke 2.  Controler surat pesanan di cek dan di paraf.
c. lembar SP ke 3 disimpan dan menyerahkan SP rangkap 3 ke bagian kepala cabang
6  a. Menerima Surat pesanan (rangkap 3) dari bagian finance controller  Kepala Cabang
b. menandatangani SP tersebut
c. lembar SP ke 4 di simpan sebagai arsip dan SP rangkap 2 dikirim ke bagian faktur.
7  a. menerima surat pesanan rangkap 2 dari bagian kepala cabang
b. Mencetak faktur 2x dan kwitansi rangkap 3 dari pengolahan SP.  Bagian Faktur
c. faktur, SP, dan kwitansi di cek lalu di kirim ke kepala bagian administrasi untuk di tandatangani
8  a. menerima Faktur 2x, SP 2x, dan kwitansi 3x untuk di tandatangani  Kepala
b. seteleh di tandatangani, lalu di distribusikan ke beberapa bagian  Bagian
dan ada sebagian yang di simpan  Administrasi
c. Mendistribusikan berkas:
  • Lembar SP ke 5 di simpan sebagai arsip
  • Lembar SP ke 6 beserta faktur lembar ke 1 di kirim ke bagian
akunting cabang
  • Lembar kwitansi ke 1 di simpan sebagai arsip
  • Lembar kwitansi ke 2 dan3 di kirim ke bagian akunting cabang
  • Lembar faktur ke 2 di simpan sebagi arsip
9  a. menerima kwitansi 2 rangkap dari baian kepala administrasi  Accounting
b. membuat jurnal dari lembar kwitansi yang masuk
c. lembar kwitansi ke 3 di simpan sebagai arsip dan lembar ke 2 dibatching, lalu diperoleh batch data-data untuk di kirim ke MIS
d. menerima SP lembar ke 4 dan lembar faktur ke 2 untuk di proses dan dilakukan pembukuan
e. membuat jurnal voucher intern dan membatchingnya
f. lalu diperoleh jurnal voucher intern dan batch data-data untuk dikirim ke bagian MIS
10  a. Menerima laporan batch dari bagian akunting untuk di buatkan  MIS laporan validasinya
b. Setelah di buatkan laporan validasi tersebut lalu di kirim ke bagian
head office di buatkan filedan ke bagian akunting. Di bagian
akunting untuk dilakukan pengecekan terakhir
11    Dari file yang di kirim oleh bagian MIS, lalu di proses dan di   Head
buatkan GL detail dan laporan penjualan. GL detail di kirim ke   Office
bagian akunting lagi untuk dilakukan pengecekan terakhir.
12  a. menerima lembar order pesanan dari bagian administrasi marketing
b. membuat pesanan sesuai yang tertera dalam order pesanan  Produksi
c. mengirim pesanan ke bagian gudang
d. menyimpan lembar order pesanan untuk arsip dan mengirim
13  a. menerima lembar surat pesanan dari bagian administrasi marketing
b. menyiapkan pengiriman pesanan
Gudang
c. membuat lembar shipping list
d. menyimpan lembar surat pesanan untuk arsip dan mengirim
lembar shipping list ke bagian administrasi marketing
Keterangan Bagian :
1.  Kasir / Sales Counter
Bertugas menerima jika ada order dari customer atau pelanggan.
2.  Sales Supervisor
Bertugas memeriksa dan menyaring order-order penjualan yang masuk.
3.  Sales Manager
Bertugas untuk memeriksa dan menyetujui order yang masuk, baik permohonan
pembelian tunai maupun kredit.
4.  Administrasi Marketing
Bertugas menentukan bahan dan model pakaian yang dipesan berdasarkan surat
pesanan.
5.  Finance Controller.
Bertugas meneliti sampai sejauh mana kebenaran data-data yang telah diberikan
oleh calon pembeli.
6.  Bagian Faktur
Bertugas mencetak faktur penjualan yang rangkap dan menditribusikan berkas-
berkas tersebut ke seluruh bagian-bagian yang terkait.
7.  Bagian Accounting
Bertugas menyiapkan laporan sales book dan data-data bagi pembuatan laporan
edit validasi oleh bagian MIS.
8.  Bagian MIS
MIS (Management Informatika System) ini akan membuat laporan edit validasi
dari laporan-laporan yang diberikan oleh bagian accounting.
9.  Bagian Produksi
Bertugas untuk membuat pesanan yang sesuai dengan permintaan konsumen.
Berdasarkan bagan arus (flowchart) proses pembuatan faktur produk pakaian
yang di buat untuk penjualan yang ada dalam sistem informasi akuntansi penjualan tunai
perusahaan, di lihat dari sistem yang dibuat penulis tidak menemukan adanya suatu
kelemahan dari sistem informasi akuntansi yang dipakai. Tetapi dalam pengoperasiannya
masih terdapat kesalahan atau kelemahan:
1.  Surat pesanan dari kasir/counter sales langsung diberikan ke costumer, belum
melalui persetujuan bagian-bagian yang lain yang memang dibutuhkan.hiping list
dari bagian gudang hanya untuk penentuan jenis bahan dan desain pakaian dan
tidak adanya pengawasan kepada bagian gudang. Sehingga mudah terjadinya
penyelewengan jumlah barang dari gudang.
2.  Pada bagian kasir/counter sales, sales supervisor, sales manager tidak ada sistem
dokumentasi, sehingga tidak adanya bukti surat pesanan yang di paraf.
3.  Shiping list dari bagian gudang hanya untuk penentuan jenis bahan dan desain
pakaian dan tidak adanya pengawasan kepada bagian gudang. Sehingga mudah
terjadinya penyelewengan jumlah barang dari gudang.
Selain memiliki kelemahan, PT. JAYA ABADI juga memiliki kebaikan-
kebaikan  yang menunjang kegiatan manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan
perusahaan :
1.  Perusahaan tidak saja mampu untuk mengukur atau menilai sampel sampai sejauh
mana sistem akuntansi penjualan yang ada dapat mendukung proses kegiatan
perusahaan, tetapi juga mampu untuk menganalisa sampai sejauh mana Sistem
Informasi Akuntansi Penjualan yang ada dapat menjalankan fungsinya secara
benar sesuai dengan ketentuan yang ada dan dibuat oleh perusahaan. Terbukti
dengan adanya rapat tahunan perusahaan, rapat direksi dan rapat pemegang
saham. Hal ini untuk mengoreksi dan menyempurnakan sistem informasi
akuntansi penjualan tunai yang ada.
2.  Sistem Informasi Akuntansi Penjualan yang ada juga telah dapat memperbaiki
dan memperkecil terjadinya kesalahan, baik kesalahan dalam pencatatan maupun
pelaporannya. Hal ini dapat segera diketahui karena perusahaan menggunakan
Sistem Informasi Akuntansi yang terkomputerasi. Walaupun terkadang
menggunakan sistem yang manual untuk pengecekan.
3.  Sistem Pengendalian Intern peruasahaan untuk akuntansi penjualan perusahaan
juga telah menjalankan fungsinya secara baik, sehingga tidak ada lagi campur
tangan dari pihak-pihak yang tidak berwenang, karena dalam Sistem Informasi
Akuntansi penjualan telah terjadi pemisahan tugas dan wewenang.
Perbaikan atas kelemahan yang terjadi, dalam pengoperasiannya:
1.  Surat pesanan dari kasir/counter sales seharusnya jangan langsung di berikan ke
costumer/pelanggan. Seharusnya dibuat alur yang baik lagi seperti harus
melawati persetujuan bagian sales supervisor, sales manager, dan terakhir bagian
administrasi marketing untuk legalitas pesanan, agar pesanan tersebut disetujui.
2.  Melakukan sistem dokumentasi yang baik pada bagian kasir/counter sales, sales
supervisor, sales manager. Harus dibuat pengarsipan bagiannya masing-masing,
agar tidak terjadi surat pesanan yang palsu.
3.  Seharusnya dari shipping list yang di berikan dari bagian gudang setelah di
cocokan dengan surat pesanan di bagian administrasi marketing, tidak hanya
untuk penentuan jenis bahan dan model tetapi harus dilakukan pencocokan
jumlah barang seperti yang tertera dalam surat pesanan. Jadi mempersempit
karyawan bagian gudang untuk melakukan penyelewengan atau hal-hal yang
akan menghambat tujuan perusahaan
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.  Hasil analisis sistem informasi akuntansi menunjukan adanya beberapa kelemahan dan kebaikan dalam sistem informasi akuntansi penjualan pada PT. JAYA ABADI.
a.  Kelemahan diantaranya:
1.  Surat pesanan dari kasir/counter sales langsung diberikan ke costumer, belum melalui persetujuan bagian-bagian yang lain yang memang dibutuhkan.hiping list dari bagian gudang hanya untuk penentuan jenis bahan dan desain pakaian dan tidak adanya pengawasan kepada bagian gudang. Sehingga mudah terjadinya penyelewengan jumlah barang dari gudang.
2.  Pada bagian kasir/counter sales, sales supervisor, sales manager tidak ada sistem dokumentasi, sehingga tidak adanya bukti surat pesanan yang di paraf.
3.  Shiping list dari bagian gudang hanya untuk penentuan jenis bahan dan desain pakaian dan tidak adanya pengawasan kepada bagian gudang. Sehingga mudah terjadinya penyelewengan jumlah barang dari gudang
4.  Dalam proses akuntansinya, masih ada kelemahan, seperti kelemahan pencatan dan pelaporan, kesalahan jurnal dan posting. Itu semua dalam kegiatan manual yang dilakukan oleh karyawan perusahaan.
b.  Kebaikan diantaranya :
1.  Perusahaan mampu untuk menganalisa sampai sejauh mana Sistem Informasi Akuntansi Penjualan yang ada dapat menjalankan fungsinya secara benar sesuai dengan ketentuan yang ada dan dibuat oleh perusahaan.
2.  perusahaan telah menggunakan Sistem Informasi Akuntansi yang terkomputerasi, walaupun terkadang menggunakan sistem yang manual untuk pengecekan.
3.  Sistem Pengendalian Intern peruasahaan untuk akuntansi penjualan perusahaan juga telah menjalankan fungsinya secara baik, sehingga tidak ada lagi campur tangan dari pihak-pihak yang tidak berwenang, karena dalam Sistem Informasi Akuntansi penjualan telah terjadi pemisahan tugas dan wewenang.
c.  Pengembangan/pemecahan dari kelemahan  tersebut :
1.  Surat pesanan dari kasir/counter sales seharusnya jangan langsung di berikan ke costumer/pelanggan. Seharusnya dibuat alur yang baik lagi seperti harus melawati persetujuan bagian sales supervisor, sales manager, dan terakhir bagian administrasi marketing untuk legalitas pesanan, agar pesanan tersebut disetujui.
2.  Melakukan sistem dokumentasi yang baik pada bagian kasir/counter sales, sales supervisor, sales manager. Harus dibuat pengarsipan bagiannya masing-masing, agar tidak terjadi surat pesanan yang palsu.
3.  Seharusnya dari shipping list yang di berikan dari bagian gudang setelah di cocokan dengan surat pesanan di bagian administrasi marketing, tidak hanya untuk penentuan jenis bahan dan model tetapi harus dilakukan pencocokan Jumlah Barang seperti yang tertera dalam surat pesanan. Jadi mempersempit karyawan bagian gudang untuk melakukan penyelewengan atau hal-hal yang akan menghambat tujuan perusahaan.
4.  Dalam kesalahan akuntansinya dapat dilakukan dengan melakukan pengendalian terhadap kas, aktiva tetap, dan biaya dan penganggaran.
2.  Di lihat dari pengendalian intern yang diterapkan oleh perusahaan sudah memadai.
Perusahaan sudah menerapkan sistem pengendalian intern yang baik, karena sudah menggunakan unsur-unsur yang terdapat dalam sistem pengendalian intern yang di pakai oleh sebagian banyak perusahaan. Unsur-unsur itu yang meliputi Lingkungan Pengendalian (Control Environment), Penilaian Resiko (Risk Assesment), Prosedur Pengendalian (Control Procedure), Pemantauan (Monitoring), serta Informasi dan Komunikasi (Information and Communication). Dapat di lihat dari, perusahaan sudah dapat melakukan sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, pemisahan tanggung jawab fungsional secara tegas, praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap bagian organisasi, mengatasi resiko-resiko yang ada, dan memonitoring semua kegitan perusahaan. Atas hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian intern yang diterapkan perusahaan telah optimal dan memadai untuk diterapkan didalam lingkungan perusahaan.
Adapun saran yang dapat saya berikan pada perusahaan ini, yaitu sebagai berikut:
1.  Dalam proses sistem informasi akuntansi penjualannya lebih di teliti kembali, agar tidak terjadi hal-hal yang bisa merugikan perusahaan. Di buatnya pengarsipan di setiap bagian dalam perusahaan.
2.  Penerapan sistem pengendalian intern terhadap karyawan perusahan lebih di tingkatkan lagi, agar kegiatan perusahaan sesuai dengan tujuan perusahan. Lalu di era teknologi ini, kegiatan sistem komputerasi di tingkatkan lagi.